Metode SIG dan INDERAJA

Metode pengindraan jauh (inderaja) dan sistem informasi Geografis (SIG) di lakukan dalam melakukan analisis perubahan penggunaan lahan. Metode ini telah digunakan dalam meneliti pola penggunaan lahan di suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang penaataannya tidak sesuai. Penataan yang tidak sesuai ataupun kurang sesuai ini menjadikan perubahan yang cukup besar dalam tatanan lingkungan yang berupa menurunya kualitas lingkungan. Penataan ruang  DAS yang tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satu masalah yang dapat timbul adalah terbentuknya lahan kritis ataupun terjadinya pencemaran. Dari berbagai sungai-sungai di daerah DAS yang telah dilakukan pengamatan, pencemaran yang paling berat terjadi di kali Surabaya yang mengalir dari daerah Dati II kabupaten atau kotamadya Mojokerto, kabupaten Sidoarjo, kabupaten Gresik dan Kotamadya Surabaya.
Berbagai aktivitas yang dilakukan di kali Surabaya tidak memperhatikan tatanan lingkungan sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif yaitu berupa penurunan kualitas air. Degredasi tersebut berkaitan erat dengan penggunaan lahan yang tidak sesuai dan tidak memperhatikan dampak dari penggunaan yang seperti itu. Perubahan penggunaan lahan dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode inderaja (Penginderaan Jauh) dan model monitoring kualitas air melalui SIG (Sistem Informasi Geografis). Pengevaluasian dan pemonitoran penatan dan pengelolaan lingkungan, khususnya kali Surabaya. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat digunakan dalam pengendalian pemanfaatan lahan di wilayah kali Surabaya.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.    Perangkat keras: komputer, digitizer, plotter
2.    Perangkat lunak: software Dimple 3.0 untuk pengolahan citra, arc view spasial Analisis 3.1 untuk analisis data dan pemetaan/SIG, Microsoft Office 97 untuk pengolahan database.
3.    Peralatan untuk pengumpulan data lapangan meliputi: GPS (Global Positioning System) tipe Garmin untuk menenukan koordinat titik kontrol geometri citra dan untuk mengetahui koordinat titik sampling cintoh air sungai.
4.   Peralatan laboratorium kualitas air (tipe Horiba) berupa alat spektrofotometer untuk uji sampling sekali setiap bulan.

Tahapan pembuatan database SIG dilakukan melalui taha-tahap berikut:
a.   Pengelolaan data sekunder yang berasal dari penggunaan lahan tahun 1990, peta topografi, data lapangan.
b.   Digitalisasi peta penggunaan lahan (landuse)
c.    Tumpang susun (overlay)
Kemudian dengan memanfaatkan fasilitas software yang ada dilakukan analisis dan penyusunan data atribut, sehingga didapatkan format data perubahan penggunaan lahan dalam SIG.

0 komentar:

Posting Komentar