Bioinformatika Dalam Budidaya


Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang mempelajari teknik komputerisasi untuk menganalisa dan mengelola informasi mengenai hayati memprediksi struktur untuk protein ataupun struktur sekunder RNA. Metode matematika, informatika dan statistika digunakan untuk memecahkan masalah-masalah biologi.
Setiap mahluk hidup pasti memiliki gen. Begitu jug dengan ikan. Gen dapat mempngaruhi bentuk tubuh, dan kebiasaan hidup induknya. Ekspresi gen dapat ditentukan dengan mengukur kadar mRNA dengan berbagai macam teknik (misalnya dengan microarray ataupun Serial Analysis of Gene Expression ‘Analisis Serial Ekspresi Gen’, SAGE). Teknik-teknik tersebut umunya diterapkan pada analisis ekspresi gen skala besar yang mengukur ekspresi banyak gen (bahkan genom) dan menghasilkan data skala besar. Metode-metode panggalian data (data mining) diterapkan pada data tersebut untuk memperoleh pola-pola informatif. Sebagai contoh, metode-metode komparasi digunakan untuk membandingkan ekspresi di antara gen-gen, sementara metode-metode klasterin (clustering) digunakan untuk mempartisi data tersebut berdasarkan kesamaan ekspresi gen.
Berangkat dari ketersediaan data genome dalam jumlah bejumlah besar ini, terminologi bioligical-datamining menjadi sangat populer. Dataming didefinisikan segagai proses otomatis mengekstrak suatu informasi dari sekumpulan data yang berjumlah besar. Salah satu aplikasi dari penerapan datamining di bioinformatika ini adalah pengembagan pertumbuhan dan perkembangan ikan budidaya, misalnya menekan resiko stres pada ikan atau udang.
Hampir 80% wilayah indonesia merupakan wilayah laut. Keragaman mulai dari gen sampai spesies yang hidup di laut indonesia sangat tinggi dan berpotensi secara ekonomi jika mampu diolah menjadi produk primer dan sekunder. Di indonesia pengembangan keilmuan, teknologi, dan pemanfaatan sumber daya hayati perikanan dan organisme laut memerlukan penanganan lebih serius. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan pangan berprotein sumber daya perikanan dapat melengkapi dan membersihkan sumber protein yang cukup.
Rekayasa metabolisme rekayasa bersifat ekstrinsik menggunakan manipulasi medium tumbuh atau simbon untuk elisitas senyawa tertentu yang bergunakan untuk meningkatan produk pharma maupun nutriceutical. Misal: produksi senyawa antikanker. Rekayasa bersifat intrinsik menggunakan manipulasi genetik dengan kombinasai berbagai bioreaktor baik bakteri, jamur, ragi, tumbuhan maupun sel hewan untuk memperoleh suatu produk yang dapat digunakan untuk keperluan produksi pharma dan nutriceutical. Misal produksi vaksin dan agensia teraupetik untuk hepatitis.



0 komentar:

Posting Komentar